Danau Toba

Danau Toba

Monday, March 4, 2013

Masih Aku Dan Semua Tentangmu


Kemarin…
Jantungku berdebar kencang saat kamu memasuki duniaku. Banyak pertanyaan yang mendasar di dalam diriku, apakah bila dengan aku maka kamu akan baik-baik saja? Apakah aku akan pantas untukmu? Apakah ini akan baik? Atau apakah aku akan mengecewakan atau bahkan dikecewakan lagi? Namun bukan dengan setengah hati aku menjalaninya bersamamu. Aku menukar semua kebahagiaan yang kupunya dengan perhatian kecil darimu. Selalu berharap bahwa semua perhatian yang kamu berikan itu benar-benar tulus. Karena pada awalnya aku yakin bukan hal yang mudah bertahan dalam penolakan yang kuberikan saat kamu terus mencoba untuk menawar hatiku.
Setelah semua yang kita awali, kini aku yang mulai merasakannya. Meski belum pernah bertemu perasaan cemas, takut, senang, sedih, dan cemburu, itu sungguh menghantuiku. Kamu telah benar-benar merampas ketenangan yang baru saja aku rasakan. Terlalu banyak portal yang menghalangi jalan kita. Meski dengan susah payah aku mempertahankanmu dan kita dapat bersama, tetapi pada akhirnya semua yang kita awali itu berakhir. Jujur, aku masih ingin mempertahankannya lagi, karena pengorbanan dan perasaanku hanya benar-benar untukmu. Tapi dengan membawa semua kebahagiaanku, kamu melangkah pergi. Dengan tidak memperhatikan perasaanku, kamu menghilang. Dan dengan dia, kamu kembali. Sakit.. itu sudah pasti. Meski sudah beberapa tahun tapi, perasaan yang tinggal serpih itu masih tetap utuh. Dan sakit ini pun tidak akan pernah menggantikan posisi perasaan awal yang dikarenakan kamu.
Dan bagaimanapun juga seharusnya aku berterimakasih kepadamu.. karena kamu lah aku menjadi aku yang sekarang. Aku lebih tegar dan jauh lebih bisa menerima kenyataan hidup. Pahit, manis, susah, senang, yang silih berganti itu kini begitu mudah kujalani.
Dan hari ini aku baru menyadarinya.. tahu apa? Kamu.. perasaanku, dan semua yang kita lalui..
Aku sadar, ternyata bukan dirimu yang aku butuhkan, tapi perhatianmu. Bukan wujudmu yang aku kagumi, tapi pola pikirmu. Dan bukan rupamu yang aku inginkan, tetapi caramu.. aku sendiri bingung, dengan diriku yang tidak tau apa itu cinta, tapi bisa merasakan rasa sayang yang begitu dalam. Namun aku menyayangkan semua yang telah kita akhiri. Kini hariku bukan hanya tanpa ragamu tapi juga tanpa hatimu. Dan penyesalan itu hanyalah perasaan yang sia-sia. Sebenarnya apa ini? Apakah aku main-main dengan perasaanku? Ataukah aku salah dengan semua yang aku anggap kamu? Hhe kacau.. jika kehidupan kamu dan aku diibaratkan sebuah lingkaran maka sekarang kita  berbeda 1800, kamu dan aku..
16 september itu menjadi saksi bisu dimana aku menghabiskan waktuku dengan menangisi ketidak relaanku karena kepergianmu. Bukan alasan bila aku menangis karena kamu yang begitu mudah melepas aku. Bukan juga karena kamu yang tidak ingin mempertahankan hubungn kita. Karena aku sudah cukup tegar untuk hal itu. Aku menangis karena aku yang terlalu bodoh untuk percaya semua ucapan dan janji yang kamu katakan sejak awal, janji yang didalamnya terdapat banyak mimpi yang membuatku terus berharap. Dan juga karena aku yang benar-benar bodoh melepaskan hal yang paling berharga dan berarti dalam hidupku. Tapi pada akhirnya aku tau, kamu memang sudah seharusnya pergi. Dan seharusnya kesadaranku datang sejak awal perkenalan kita… kini bukan hanya berbeda 180°. Semuanya semakin jauh, semakin jauh.. bahkan meskipun kita berada dalam satu lingkaran, lingkaran itu tak akan pernah bisa mempertemukan kita..

No comments:

Post a Comment